Senin, 24 Januari 2011

Electrosensitivitas


Electrosensitivitas,
kata" ini masih terbilang baru ditelinga ini.
Pertama kubaca disebuah artikel kesehatan.Dan begitulah Dr.Magda Havas seorang ahli elektromahnetik ( Electromagnetic Radiation atau biasa kita kenal EMR ) menyebutnya .

Taukah anda bahwa electrosensitivitas adalah efek dari limbah listrik yg slama ini pasti sudah kita ketahui. TV, komputer, Telepon genggam, microwave, kompor listrik dsb.

Hidup dizaman serba modern yg segalanya memanfaatkan listrik memang berkemungkinan besar kita menderita hal ini.

Saya mulai mempelajari dan rajin membaca beberapa artikel tentang hal ini sejak akhir tahun lalu. Sungguh hal ini merupakan masalah yg tidak sepele yg harus menjadi perhatian kita bahkan menjadi masalah kesehatan yang berkembang di seluruh dunia.

Hal ini banyak dikaitkan dengan beberapa gejala seperti merasa cepat lelah atau menderita kantuk, depresi, iritabilitas, sakit dan nyeri yang tidak jelas, sakit kepala, ruam, dengung di telinga, mati rasa, detak jantung yang tidak teratur, peningkatan tekanan darah, atau bahkan tidak ada ide?

Bahkan radiasi tingkat rendah sekalipun bisa merusak kekebalan tubuh dan berkontribusi terhadap penyakit Alzheimer (kemunduran otak akibat usia-pikun), dementia (gejala klinis yang ditandai hilangnya memori jangka pendek dan gangguan global fungsi mental), dan penyakit jantung. Penelitian lain mengaitkan EMR dengan keguguran, lahir cacat, bunuh diri, penyakit Lou Gehrig (kemunduran otot dan urat saraf tulang belakang), dan penyakit Parkinson (penyakit otak dan sistem saraf ditandai dengan gemetar, kekakuan pada otot, dan gerakan yang lambat).

Seperti yg dikutip di erabaru beberapa waktu yg lalu bahwa Limbah listrik dihasilkan saat transformator mengubah frekuensi aman 60-Hertz untuk rumah tangga menjadi tegangan rendah untuk perangkat elektronik. Hal ini menciptakan lonjakan mikro listrik yang berisi muatan energi hingga 2.500 kali dibandingkan frekuensi konvensional 60-Hertz. Polusi listrik ini menyebabkan dampak negatif terhadap kesehatan kita.

Limbah listrik berpengaruh buruk bagi semua orang, terutama anak-anak. Sebuah studi Swedia melaporkan bahwa remaja yang menggunakan ponsel memiliki kesempatan lima kali lebih besar terkena kanker otak dari pengguna dewasa. Karena tengkorak anak lebih tipis, radiasi ponsel menembus sel dengan proporsi yang jauh lebih besar dari jaringan otak.

Pada Mei 2010, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) merilis studi 10 tahun terhadap penggunaan ponsel dan tingkat penderita kanker. WHO mengakui korelasi yang signifikan antara tumor otak ganas dan pengguna telepon selular, telepon nirkabel di rumah, dan koneksi Wi-Fi yang digabungkan selama 30 menit lebih setiap hari.

Percaya atau ga, yg jelas kepala ini langsung berdenyut begitu selesai membaca kutipan ini. Betapa kita sebagai orang tua sekaligus orang dewasa harus lebih memperhatikan hal" seperti ini untuk para anak" yg memang belum mengerti, paling tidak tindakan mengurangi resikonya.

Kita bisa mempraktekkan apa yang dikenal di Eropa sebagai “prinsip pencegahan,” misalnya dengan menghindari membeli rumah dekat menara telepon selular.

Ganti saklar lampu dimmer (lampu yang dapat diatur keredupannya) di rumah Anda dengan tombol saklar biasa. Bahkan saklar lampu dimmer yang dinyalakan penuh, tetap mencemari kabel listrik seluruh rumah dengan energi frekuensi tinggi yang berbahaya. Hindari tabung halogen tegangan rendah dan lampu neon hemat energi. Hampir semua teknologi ini menciptakan limbah listrik.

Ganti TV monitor dengan LCD baru karena mereka memancarkan lebih rendah radiasi elektromagnetik. Jika Anda tidak dapat hidup tanpa oven microwave, berdiri sedikitnya 1,5 meter darinya saat dia menyala atau lebih baik lagi, keluar dari dapur. Dan singkirkan telepon nirkabel, yang terus memancarkan limbah listrik bahkan saat dia tidak digunakan.

Ajari anak kita menggunakan telepon seluler dengan sangat hati-hati. Sebagai contoh, sungguh berbahaya, sebagian orang tidur dengan ponsel di bawah bantal mereka. Ini akan mengakibatkan kontak radiasi selama berjam-jam dari jarak dekat. Tekankan, jauh lebih penting mengaktifkan ponsel hanya untuk memeriksa pesan dan panggilan kembali. Membawa ponsel di saku dapat menurunkan jumlah sperma.

Gunakan speaker pada ponsel untuk menjaganya tetap jauh dari kepala Anda. Menjaga jarak yang cukup darinya dapat mengurangi paparan radiasi dari 1.000 menjadi 10.000 kali.

Perlu diketahui, menulis sms memiliki tingkat radiasi yang sama dengan melakukan panggilan di telepon. Hanya saja radiasi memancar pada bagian tubuh yang berbeda.

So ?
Sudahkah terpikir oleh kita apa yg semestinya harus kita lakukan mulai dari sekarang untuk menjaga orang" disekitar kita terutama buah hati kita karena kerusakan DNA membutuhkan waktu bertahun-tahun untuk menjadi ganas.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar